Profil Abdul Kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan - Pahlawan dari Melawi

Abdul Kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan adalah seorang pahlawan nasional Indonesia dari Melawi. Pada tahun 1845, ia diangkat sebagai Kepala Pemerintahan Melawi yang merupakan bagian dari Kerajaan Sintang. Sebagai pejabat kerajaan ia mendapat gelar Raden Temenggung. Ia berhasil mengembangkan potensi perekonomian wilayah ini dan mempersatukan suku Dayak dengan Melayu. Selain itu ia juga berjuang menentang Belanda yang ingin menguasai wilayah ini. Tahun 1999 diangkat sebagai Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden nomor 114 / TK / 1999 tanggal 13 - 10 - 1999.

Profil Abdul Kadir Gelar Raden Temenggung Setia Pahlawan - Pahlawan dari Melawi

Biografi

Abdul Kadir Raden Tumenggung Setia Pahlawan lahir di Sintang, Kalimantan Barat pada tahun 1771 Masehi. Abdul Kadir terlahir dari keluarga kerajaan Melawi, Ayahnya bernama Oerip yang bekerja sebagai hulubalang atau pemimpin pasukan Kerajaan Sintang dan ibunya bernama Siti Safriyah.

Sejak usia muda, Abdul Kadir sudah mengabdikan dirinya sebagai pegawai Kerajaan Sintang. Selama mengabdi, ia pun mampu mengerjakan setiap tugasnya dengan baik, yaitu mengamankan Kerajaan Sintang dari pengacau dan perampok.

Abdul Kadir kemudian diangkat menjadi pembantu ayahnya yang saat itu menjabat sebagai Kepala Pemerintahan Melawi. Setelah kematian sang ayah, pada 1845, Abdul Kadir pun ditunjuk untuk menggantikan kedudukan ayahnya. Karena jabatannya itu Abdul Kadir mendapatkan gelar Raden Tumenggung yang diberikan oleh Raja Sintang.


Perjuangan


Dalam perjuangannya, ia berhasil mempersatukan suku-suku Dayak dengan Melayu serta dapat mengembangkan potensi ekonomi daerah Melawi. Namun, ia juga berjuang keras menghadapi ambisi Belanda (datang di Sintang pada tahun 1820) yang ingin memperluas wilayah kekuasaannya ke daerah Melawi.

Seiring dengan berkembangnya daerah Melawi, pemerintah kolonial Belanda pun tergiur untuk menguasainya. Karena Melawi adalah bagian dari kerajaan Sintang yang tunduk pada Belanda, maka Abdul Kadir Raden Tumenggung terpaksa menjalankan siasat peran ganda, yaitu sebagai pejabat pemerintah Melawi ia tetap bersikap setia pada Raja Sintang yang berarti setia pula pada pemerintahan Belanda. Tetapi diam-diam ia juga menghimpun kekuatan rakyat untuk membangun kesatuan bersenjata guna melawan Belanda. Prestasi terbesar beliau adalah mempersatukan suku Dayak dan Melayu untuk bersatu melawan Belanda.

Belanda tak tinggal diam mengetahui siasat tersebut, pada tahun 1886 beliau dibujuk dengan hadiah berupa uang dan gelar Setia Pahlawan yang tetap beliau terima. Namun iming-iming tersebut tak cukup untuk merubah pendirian dan berkhianat, beliau dan rakyat Melawi tetap berjuang secara terselubung.

Belanda lalu membalas dengan melancarkan operasi militer di daerah Melawi. Dengan posisinya sebagai kepala daerah Melawi, Abdul Kadir dapat dengan mudah memperoleh informasi dari Sintang dan Belanda. Kurang lebih selama 7 tahun (1868 sampai 1875), peran gandanya berhasil, hingga pada akhirnya Belanda berhasil menangkap Abdul Kadir. Beliau kemudian dijebloskan ke penjara benteng Saka Dua di Nanga Pinoh. Setelah disiksa selama tiga minggu, sang pahlawan pun wafat dalam usia 104 tahun. Jasadnya kemudian dikebumikan di Natai Mungguk Liang, daerah Melawi.


Akhir hidup

Selama tujuh tahun, 1868 sampai 1875, Abdul Kadir berhasil menerapkan strategi peran gandanya. Sampai akhirnya strategi ini diketahui oleh Belanda. Pada 1875, Kadir ditangkap dan dipenjarakan di Benteng Saka Dua milik Belanda di Nanga Pinoh. Tiga minggu berselang, Abdul Kadir meninggal dunia.

Jenazahnya disemayamkan di Natali Mangguk Liang daerah Melawi. Abdul Kadir pun menjadi satu-satunya pahlawan yang meninggal dunia pada usia di atas 100 tahun, yaitu 104 tahun. Atas segala jasa dan pemikirannya, Abdul Kadir pun dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional melalui SK Presiden RI No. 114/TK/1999, pada 13 Oktober 1999.

Kadir dikenang atas seruan pengobar semangatnya pada rakyat Melawi, demikian bunyinya: "Selama masih berada di bawah telapak kaki penjajah, tidak akan pernah bahagia dan hidup makmur."


Referensi

  • "Kementerian Sosial RI: Daftar nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-25. Diakses tanggal 2010-10-11.
  • "Biografi Tokoh Ternama: Daftar Pahlawan Nasional Indonesia Lengkap", Diakses tanggal 18-01-2023.

Postingan populer dari blog ini

Teks Biografi Abdulrachman Saleh - Pahlawan Nasional

Biografi Abdul Wahab Hasbullah - Tokoh Islam, Pendiri Nadhlatul Ulama